Nama : Marco Simoncelli
Tanggal Lahir : 20 Januari 1987
Kebangsaan : Italia
Tempat Lahir : Cattolica, Rimini, Italia
Tim : San Carlo Honda Gresini
Nomor : 58
MotoGP kembali kehilangan pembalap terbaiknya. Kali ini, Marco Simoncelli yang menjadi korban. Super Sic-julukan Simoncellli-meninggal setelah mengalami kecelekaan di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia(23/10) pukul 16:57 waktu setempat.
Simoncelli terjatuh ketika beradu dengan Alvaro Bautista memperebutkan posisi ke-4. Akibat kehilangan kendali, Simoncelli terjatuh pada lap ke-2 tikungan ke-11 dan menyusup ke jalur dimana Collin Edwards dan Valentino Rossi beradu. Akibatnya, terjadi tabrakan keras antara Edwrds dan Simoncelli yang membuat helm Simoncelli terlepas dan Super Sic terlindas motor Edwards. Rossi di belakang Edwards terlihat sepintas juga melindas Simoncelli yang membuatnya kelura lintasan, namun masih bisa melanjutkan balapan.
Setelah itu, bendera merah dikibarkan dan balapan dihentikan. Akibat kecelekaan ini, Simoncelli mengalami trauma serius pada bagian kepala, dada dan leher.
Simoncelli sempat dibawa ke rumah sakit dan mendapat perawatan CPR selama 45 menit, namun akhirnya pembalap dengan nomor 58 ini tak tertolong.
Kabar kematian Simoncelli sontak mengejutkan penggemar balap. Meski kecelakaan memang sesuatu yang akrab bagi pembalap kelahiran Cattolica, Italia, 24 tahun lalu itu. Pasalnya ia kerap menampilkan aksi berbahaya kala berusaha menyalip lawan di depannya.
Sepanjang keikutsertaannya di MotoGP World Championship, beberapa kali Simoncelli mengalami kecelakaan di tengah laga. Gaya balapan Simoncelli memang dikenal flamboyan, sejumlah orang menyebutnya "urakan".
Simoncelli memulai karir di tahun 2002 di kelas 125 World Championship. Sepanjang empat tahun berlaga di kelas ini, pembalap yang bergabung di tim Aprilia ini sukses menang sebanyak tiga kali dan tujuh kali naik podium dari 50 kali tampil.
Pada tahun 2006, Pembalap yang akrab disapa Super Sic ini naik kelas ke 250 World Championship. Bersama tim Gilera, sepanjang keikutsertaannya di kelas ini, Simoncelli berhasil memenangi 12 laga dan 22 podium dari 64 serie yang diikutinya.
Simoncelli berhasil menjuarai 250 World Championship pada musim 2008 dengan memetik 280 poin. Di musim itu, ia mampu memenangi 6 seri balapan. Namun sayangnya, di musim selanjutnya, ia tidak dapat mengulangi suksesnya. Simoncelli harus puas berada di urutan ketiga klasemen akhir 2009.
Meski demikian, kepiawiannya mengendarai 'kuda besi,' membuat Honda tertarik kepadanya. Simoncelli pun naik kasta pada 2010 dengan bermain di kelas MotoGP World Championship bersama Honda. Di musim pertamanya, Simoncelli hanya mampu berada di posisi ke delapan dengan perolehan 125 poin.
Sementara itu, di musim ini sendiri, posisi Simoncelli masih terpaku di posisi keenam dengan perolehan dua kali menaiki podium dari 16 laga musim ini.
Terlepas dari segala kontrovesi yang mengalamatkan dirinya, Super Sic adalah salah satu rider terbaik yang pernah bertanding di MotoGP. Para kerabat, kru dan staff tim sangat mengagumi sosok Simoncelli. Teman duet Hiroshi Aoyama ini terkenal dengan kekonyolannya dan juga hati emasnya. Dikenal tak pernah marah dan selalu tersenyum. Bahkan, pada saat Jorge Lorenzo mengomentari gaya balapnya yang dapat mencelakakan dirinya dan orang lain, dia hanya tertawa.
Kedatangan Simoncelli sendiri juga membawa angin segar bagi MotoGP. Gaya balapnya yang terkenal dan garang ini memberi warna tersendiri bagi MotoGP yang terkadang membuat para rider besar harus mewaspadai pembalap ini. Bisa dikatakan, Simoncelli telah termasuk jajaran pembalap terhebat sekelas Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa dan Casey Stoner.
Kini sang 58 telah pergi saat warga Italia mengharapkan bintang baru dalam MotoGP setelah Valentino Rossi. Super Sic diharapkan dapat menggantikan Valentino Rossi yang telah mencapai senja karir.
Terima kasih Simoncelli atas kehadiranmu di MotoGP. Kekonyolanmu, kebaikanmu, kegaranganmu dalam lintasan, dan wajahmu akan kami kenang. Inilah salam kami, para penggemarmu.
SELAMAT JALAN, SUPER SIC
BALAPLAH DALAM DAMAI, MARCO SIMONCELLI
Komentar
Posting Komentar